Kamis, 13 November 2014

Panen Padi Meningkat Dengan Pola Tanam SRI (System of Rice Intesification)



Sebelum membahas mengenai judul posting kali ini, saya ingin mengucapkan selamat kepada pembaca semuanya karena mungkin anda adalah salah satu petani pelopor yang berani (bukan berspekulasi) untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik dalam sistem tanam yang telah ada di indonesia. Apalagi saat posting ini saya tulis bertepatan dengan persiapan musim tanam (musim penghujan/MP). Baik mari kita mulai pembahasan tentang Panen Padi Meningkat Dengan Pola Tanam SRI.

Sudah tahu semua kah apa itu SRI...?
Mungkin bagi anda para master pertanian khususnya petani padi sudah mengerti betul apa itu SRI, bagaimana penerapannya, apa saja kendalanya dan bagaimana hasilnya karena mungkin sudah mempraktekannya sejak pertama kali sistem ini diperkenalkan di Indonesia. Awalnya saya ragu untuk menulis posting tentang SRI (saya pikir sudah pada mengerti) tapi karena ada permintaan dari beberapa pengunjung blog Pertanian-Indonesia-asia barulah saya sadar bahwa ternyata masih ada yang belum mengerti apa itu SRI dan bagaimana pelaksanaanya. Baik, disini saya akan berusaha memaparkan dengan detail tentang SRI berdasarkan pengalaman dilapangan dan sumber-sumber lainnya.

SRI merupakan sistem pola tanam (padi) yang dilakukan secara intensif dengan menitik beratkan pada proses pembenihan, pengolahan lahan, sistem tanam, pola pengairan dan pemupukan. Kita semua menyadari bahwa kesuksesan dalam bertani dapat diliahat dari hasil panen yang dicapai bisa meningkat atau melebihi batas minimal dari target yang direncanakan. Tanaman padi akan menghasilkan perubahan produktivas yang signikan jika benar-benar produktif. Jadi untuk memenuhi syarat produktif tersebut maka tanaman padi harus :
1.      Jumlah anakan per bibit banyak
2.      Setiap anakan mampu mengeluarkan malai
3.      Malainya panjang dan
4.      Gabahnya bernas

Minggu, 09 November 2014

Apa Itu Semut Jepang?

Pada postingan kali ini penulis akan membahas tentang semut jepang. Ini mungkin menyimpang dari topik blog ini. Namun dengan melihat manfaatnya yang besar dan masih ada hubungan dengan dunia beternak maka saya rasa masing nyambung dengan topik blog.
Sebuah pertanyaan yang melintas dipikiran penulis ketika mendengar cerita dari seorang teman bernama Cak Giman (Facebok) 3 bulan yang lalu, yang bercerita bahwa dia mulai beternak semut jepang. Cak Giman menceritakan bahwa semut tersebut banyak banget khasiatnya untuk mengobati berbagai macam penyakit. Penyakit apa aja mas bro ? Ya penyakit seperti : Diabetes Millitus, Kolesterol, Hipertensi, Jantung, Asam urat dan menambah vitalitas bagi pria dan wanita. Wowww sungguh khasiat yang luar biasa dunk,,,,.
Rasa penasaranku makin menjadi setelah mendengar cerita tersebut dan mulai deh saya berselancar ke mbah google untuk mencari tahu yang sebenarnya tentang apa itu semut jepang (jadi judul artikel nih).
Awalnya saya mencari tahu bentuk semut jepang tersebut dan setelah dapat gambar di google saya kaget kok bentuknya mirip kutu tapi ukurannya besar. Makin penasarannya nih. Ternyata semut jepang memiliki nama ilmiah

Benih Padi Sertani1 Adalah Kunci Kesejahteraan Petani



Postingan kali ini saya tulis sejak kecintaan dan rasa kagum pada seorang tokoh/ilmuan dibidang pertanian khususnya pemulia bibit padi. Sebut saja namanya Ir. Surono Danu warga Desa Nambah Dadi Terbanggi Besar Lampung Tengah. Pertama kali saya mengenalnya saat temuannya itu diliput oleh salah satu televisi swasta kurang lebih 1 tahun yang lalu. Berawal dari situ saya mulai mencari tahu tentang bibit padi unggul yang diberi nama Sertani 1.

Upaya penemuan benih ini dimulai pada Desember 1982, bekerja sama dengan pejabat perekonomian di Lampung tentang perlunya inventarisasi padi unggul lokal Lampung. Berdasarkan hal tersebut, dari 1983-1984, Surono Danu mencari benih unggul lokal Lampung. Sampai akhirnya Surono menemukan dan membudidayakannya sebagai proyek percontohan di beberapa daerah seperti Lampung Tengah, Lampung Timur, Metro, dan Lampung Selatan. “Saya mengharapkan pemerintah dapat memanfaatkan padi ini untuk menjadi benih unggul dalam mendongkrak produksi padi nasional,” harap Surono.”

Sabtu, 08 November 2014

Ini Yang Membuat Vermikompos Lebih Unggul Dari Pupuk Organik Lain !!!



Setelah mengetahui apa itu vermikompos dan bagaimana cara membuatnya, maka sekarang kita harus mengetahui pula apa saja yang terkandung dalam vermikompos tersebut, sehingga jika dibandingkan dengan pupuk organik yang lain vermikompos lebih unggul.  Secara garis besar kandungan vermikompos antara lain : humus, unsur hara, hormon tumbuh (ZPT) dan mikroba tanah. Kandungan tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan media, jenis cacing tanah yang digunakan dan umur vermikompos itu sendiri.
Sekarang mari kita bahas satu per satu kandungan vermikompos :

1.      Humus
Humus merupakan campuran lengkap dari material-material gelap yang tidak larut dalam air seperti (asam humik, asam fulfik dan humin) dan bahan-bahan organik yang larut dalam air seperti (asam dan gula). Tingkat kesuburan tanah sangat ditentukan dari kandungan humusnya. Tanah dengan kandungan humus rendah maka semakin tidak subur kwalitas tanah tersebut. Lahan pertanian akan semakin subur dengan mengaplikasikan vermikompos karena mengandung humus 13,88%.

Kamis, 06 November 2014

Cara Pembuatan Pupuk Organik Vermikompos

Pada postingan sebelumnya telah penulis bahas tentang pengertian vermikompos beserta keunggulannya jika dibandingkan dengan pupuk organik yang lain. Kali ini akan kita bahas bagaimana cara membuat pupuk organik vermikompos tersebut. Pada dasarnya pembuatan pupuk organik vermikompos dibuat dengan teknik vermikomposting. Vermikomposting merupakan teknik pengomposan/perombakan bahan-bahan organik (sampah dan kotoran ternak) dengan munggunakan bioaktivator berupa cacing tanah. Teknik tersebut dilakukan dengan  3 tahap proses antara lain:
1. Proses Pengumpulan Bahan 
Dalam proses pengumpulan usahakan menggunakan bahan-bahan/sampah organik yang mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Untuk memperoleh hasil  yang berkwalitas prima gunakan beberapa macam bahan. Silahkan baca DISINI untuk mengetahui bahan-bahan yang penulis anjurkan.
2. Proses fermentasi Substrat
Media/pakan yang digunakan untuk kelangsungan hidup bioaktivator dalam proses komposting harus sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan oleh cacing tanah.

Vermikompos Solusi Kebutuhan Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/kotoran ternak, yang telah melalui proses perombakan/fermentasi oleh mikro organisme pengurai. Selain mikro organisme sebagai pengurai ada cara lain untuk membuat pupuk organik yaitu cacing tanah (Annelida). Proses perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah ini disebut Vermikompos. Sedangkan kotoran cacing tanah dari proses pengomposan disebut Kascing Jika dilihat dari fisiknya, vermikompos terdiri dari campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media dalam budidaya cacing tanah. Perbedaan perlakuan dalam proses pembuatan pupuk organik (antara fermentasi dengan vermikompos) membuat vermikompos lebih unggul jika dibandingkan dengan pupuk organik yang lain.

Selasa, 04 November 2014

Revolusi Hijau



Pengertian Revolusi Hijau dan Sejarah Revolusi Hijau

Revolusi hijau adalah usaha peningkatan produksi pertanian dengan merubah teknologi yang ada (tradisional) menjadi teknologi modern. Revolusi hijau muncul pertama kali berdasarkan hasil penelitian Thomas Robert Malthus (1766-1834). Dia menuliskan bahwa “Masalah kemiskinan adalah masalah yang tidak bisa dihindari lagi oleh manusia”. Pertumbuhan penduduk lebih cepat dari pertumbuhan produksi pertanian pangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus tersebut negara-negara Eropa dan Amerika Serikat berusaha mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan mengontrol angka kelahiran. Selain itu Eropa dan Amerika Serikat berusaha melakukan penelitian dan penemuan bibit-bibit unggul. Perkembangan revolusi hijau diawali oleh Ford dan Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960). Pengembangan tersebut dititik beratkan pada tanaman SEREALIA (tanaman biji-bijian) seperti : Gandum, Padi, Jagung dll.
Revolusi hijau sendiri dikembangkan dengan 4 (empat) pilar yang menjadi dasar antara lain :

Cara Membuat Kompos/Bokashi Jerami



Pada saat musim panen (padi) ketersediaan jerami sangat melimpah. Namun sayang banyak petani yang belum menyadari akan nilai ekonomi dan manfaat yang besar dari jerami tersebut. Di wilayah Madiun contohnya hanya sebagian kecil saya petani yang mau memanfaatkan jerami dan mengolahnya menjadi pupuk kompos (organik).
Sebuah keputusan yang bijak jika para petani mau memanfaatkan jerami dengan mengembalikannya ke lahan. Dengan beralih dari kebiasaan membakar berarti para petani telah ikut serta dalam rangka mengurangi pemanasan global, pelestarian lingkungan dan penigkatan kesuburan tanah yang keadaanya semakin kritis.
Pupuk kompos/bokashi  jerami pupuk  yang diperoleh dengan proses fermentasi menggunakan bioaktivator seperti EM4, Starbio, Stradex dll. Penggunaan bioktivator tersebut bertujuan untuk

Senin, 03 November 2014

Faktor Keberhasilan Usaha Pertanian



Keberhasilan sebuah usaha petani disektor pertanian bukanlah semata-mata karena faktor keberuntungan saja, tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor tersebut dibedakan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang keduanya saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung.

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri petani dan lahan yang menjadi tempat usaha sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar petani yang sifatnya berbeda-beda bagi setiap petani.

A.  Faktor Internal

Faktor internal bisa juga diartikan sebagai sifat alami petani/lahan yang keberadaanya menjiwai petani dalam melakukan usahanya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor internal antara lain :

Minggu, 02 November 2014

Nilai Ekonomi Dibalik Tumpukan Jerami



Jerami  merupakan limbah dari kegiatan pertanian yang jumlahnya melimpah setelah musim panen. Jerami juga merupakan potensi yang sangat luar biasa jika para petani sadar akan kandungan hara dan nilai ekonomi yang ada pada jerami tersebut. Namun yang terjadi dilapangan selama ini petani cenderung membakarnya sehingga potensi yang luar biasa tersebut hanya terbuang sia-sia. Pembakaran itu dilakukan karena keberadaan jerami di lahan terasa mengganggu saat musim tanam tiba.

Menurut Kim and Dale (2004) bahwa setiap 1 kali musim panen produksi jerami setara dengan 1,4 x jumlah panennya. Sebagai contoh di Kabupaten Madiun-Jawa Timur rata-rata hasil panen sebesar 8,4 ton/ha. Jadi produksi jeraminya sebesar 11,76 ton/ha (1,4 x 8,4). Berdasarkan hasil penelitian dari Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia kandungan hara kompos jerami yang diproses dengan biaktivator “PROMI” adalah sebagai berikut:

Sabtu, 01 November 2014

Menuju Indonesia Sehat Dengan Pertanian Organik



Kesehatan merupakan salah satu prinsip dasar dari dikembangkannya pengolahan pertanian organik. Revolusi hijau yang dilakukan Indonesia yang dimulai sekitar tahun 1960 an telah berhasil meningkatkan ekonomi nasional yang ditopang dari sektor pertanian. Keberhasilan tersebut terbukti dengan dicapainya swasembada pangan dan menjadikan Indonesia sebagai negara utama pengekspor gula. Namun keberhasilan revolusi hijau hanya berjalan sesaat saja, sejarah menyebutkan bahwa peningkatan ekonomi Indonesia mulai tercapai pada tahun 1966 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 500%. Kemudian pada tahun 1984 revolusi hijau telah merubah Indonesia yang semula adalah negara pengimpor beras terbesar menjadi negara yang telah mampu berswasembada pangan. Namun di tahun 1985 hingga seterusnya Indonesia kembali menjadi negara pengimpor beras yang jumlahnya kian tahun kian bertambah.

Dibalik keberhasilan tersebut ternyata revolusihijau telah meninggalkan dampak negatif yang bisa kita rasakan sekarang ini. Dampak  tersebut antara lain :

Jumat, 31 Oktober 2014

Panca Usaha Tani



Sejak tahun 1960-an di Indonesia telah melakukan Revolusi Hijau (Green Revolution)
. Revolusi hijau dikembangkan dengan 4 (empat) pilar yang menjadi dasar antara lain :
1.      Pemakaian bibit varietas unggul
2.      Sistem irigasi
3.      Pengaplikasian pupuk buatan secara optimal dan
4.      Perapan pestisida sesuai serangan hama

Penerapan revolusi hijau di Indonesia dilakukan dengan Ekstensifikasi dan Intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi dilakukan dengan perluasan lahan seperti pengalihfungsian hutan non produktif menjadi lahan pertanian, sedangkan Intensifikasi dilakukan dengan penerapan Panca Usaha Tani.

Panca usaha tani ini diharapkan dapat merubah sistem pertanian tradisional menjadi sistem pertanian yang maju sehingga diperoleh produktivitas yang berlipat ganda seperti gandum, padi dan jagung. Tidak menutup kemungkinan untuk padi bisa tanam-panen hingga 3 kali dalam setahun. Panca usaha tani tersebut terdiri dari :

Senin, 27 Oktober 2014

Sistem Pertanian Terpadu


Pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak hanya ditopang dari sektor industri, namun juga dari sektor pertanian. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai potensi yang tinggi dalam sektor pertanian. Sebutan sebagai Negara Agraris seharusnya menjadikan negara ini  mampu swasembada pangan atau bahkan menjadi negara pengekspor bahan pangan. Namun, semua  tidak mungkin terwujud jika sistem pengelolaan yang dilakukan masih monoton tanpa ada keberanian untuk beralih ke sistem pengelolaan yang lebih maju.
Salah satu contoh sistem yang mulai dikembangkan di Indonesia adalah   Sistem pertanian terpadu (Integrated Farming).   Sistem pertanian terpadu dapat didefinisikan sebagai penggabungan kegiatan pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan segala kegiatan terkait pertanian yang dilakukan dalam satu tempat/lahan. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tempat/lahan pertanian, konservasi lingkungan dan mewujudkan kemandirian para pelaku kegiatan (Petani Terpadu) tanpa ketergantungan pada pihak lain. Mewujudkan harapan tersebut secara bertahap akan meningkatkan taraf ekonomi para pelaku khususnya dan masyarakat desa pada umumnya karena mereka akan mendapatkan berbagai sumber penghasilan dari usaha yang dilakukannya.
Sistem ini dirancang dengan mengadopsi bagaimana sebenarnya alam berjalan. Tanaman dan hewan adalah mitra tani terpadu yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Bagaimana tanaman tumbuh subur dan bagaimana hewan/ternak berkembang dengan baik adalah pertanyaan yang mendasari pelaksanaan sistem pertanian terpadu. Manusia, tanaman dan hewan dalam hidupnya membentuk hubungan yang saling menguntungkan jika tertata dalam sistem yang baik yaitu mampu memenuhi kebutuhan masing-masing.