Pengertian Revolusi Hijau dan Sejarah Revolusi
Hijau
Revolusi hijau adalah usaha peningkatan produksi
pertanian dengan merubah teknologi yang ada (tradisional) menjadi teknologi
modern. Revolusi hijau muncul pertama kali berdasarkan hasil penelitian Thomas Robert Malthus (1766-1834). Dia menuliskan bahwa “Masalah kemiskinan
adalah masalah yang tidak bisa dihindari lagi oleh manusia”. Pertumbuhan
penduduk lebih cepat dari pertumbuhan produksi pertanian pangan.
Berdasarkan hasil penelitian dan tulisan Thomas Robert Malthus tersebut negara-negara Eropa dan Amerika Serikat
berusaha mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan mengontrol angka kelahiran.
Selain itu Eropa dan Amerika Serikat berusaha melakukan penelitian dan penemuan
bibit-bibit unggul. Perkembangan revolusi hijau diawali oleh Ford
dan Rockefeller
Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di
Filipina (1960). Pengembangan tersebut dititik beratkan pada tanaman SEREALIA
(tanaman biji-bijian) seperti : Gandum, Padi, Jagung dll.
Revolusi hijau sendiri dikembangkan dengan 4
(empat) pilar yang menjadi dasar antara lain :
1. Pemakaian bibit varietas unggul
2. Sistem irigasi
3. Pengaplikasian pupuk buatan secara optimal
dan
4. Perapan pestisida sesuai serangan hama
Revolusi Hijau di Indonesia
Dasar pelaksanaan pengembangan revolusi hijau di
Indonesia adalah Undang-undang Agraria 1870 yang dikeluarkan oleh Pemerintah
Kolonial Belanda. Sejak diberlakukannya Undang-undang Agraria tersebut Indonesia
mulai mengembangkan berbagai jenis tanaman seperti padi, jagung dll.
Perkembangan revolusi hijau di Indonesia yaitu
pada masa orde baru (Pemerintahan Soeharto). Pada masa tersebut revolusi hijau
menjadi jalan pintas usaha peningkatan produksi pertanian terutaman padi/beras.
Dengan melaksanakan 4 (empat) pilar dasar revolusi hijau telah merubah ekonomi
Indonesia yang dibuktikan dengan pencapaian swasembada pangan bahkan menjadi negara
pengekspor beras pada tahun 1984.
Dampak Positif Revolusi
Hijau
1. Tercapainya swasembada beras
2. Meningkatkan ekonomi nasional
3. Diversifikasi pertanian yang bermutu
4. Meningkatnya taraf hidup petani
5. Terjalin hubungan positif antara petani
dan produsen saprodi
6. Melepas ketergantungan petani pada iklim
Dampak Negatif Revolusi
Hijau
1.
Penurunan produksi
protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat) tidak
diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah
menjadi sawah.
2.
Penurunan keanekaragaman
hayati.
3.
Penggunaan pupuk terus
menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk dan struktur tanah
menjadi kenyal/tidak gembur (orang jawa bilang keplak)
4.
Penggunaan pestisida
menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten
sesuai buat SDM dan SDA di negara kita,
BalasHapusiya mbak eka yaki...
BalasHapusSDM para petani kita memang sudah saatnya meningkat karena ini adalah tuntutan teknologi untuk dapat bersaing dengan dunia luar.